Sekisah Puisi
Untuk #Challenge30HariSAPE_Hari17
Komunitas Sahabat Pena UGM
2018
Kawanku pernah bertanya,
Apa yang akan terjadi pada sebentuk bola mata
Jika ia dilindas alat berat
Benakku digelitik tertarik
Apakah ia akan pecah laiknya kaca,
Atau kempes seperti bola?
Lalu kami tertawa
Itu pertanyaan unik
Padahal sedikit ngeri
Mengapa juga sebutir bola mata bergulir ke kolong alat berat
Mengapa juga nasib menempatkannya bebas dari rongga tengkorak
Tidak ada untung-untungnya
Padahal sedikit ngeri
Kawanku yang lain menimpali
Katanya pernah menyantap batok ikan
Katanya pernah mengorek rongga matanya
Katanya biji mata ikan digiling gerahamnya
Kawanku yang pertama menatap, dengan bola mata bersinar yang masih menempel di tempatnya, syukurlah
Lucu jika aku berpikir bulatan itu mengalir jatuh
Padahal sedikit ngeri
Tak pecah, tak kempes
Hanya lepes bagai dipenyet
Isinya kenyal lagi keras
Dapat dikunyah namun alot
Kawanku yang pertama mengangguk
Lalu mengajak makan siang bermenu kepala ikan
Ingin menguji pertanyaan rupanya
Padahal sedikit ngeri
Sup kepala ikan terhidang
Tengkorak berbantal daging berselimut kulit tipis nan licin
Dua bola mata menempel, satu di atas setiap pipi
Aku tertawa saat mulut ikan itu menganga
Karena kawanku menyendok satu sisi kelopak matanya
Giginya runcing bersusun mengancam
Di antara decit sendok aku mendengar
sayup rintih dari celah bibirnya
Satu matanya di pipi sebelah tampak menyempit
Mengherankan ikan bisa mengernyit
Seakan ia terus mengamati tak henti
Ketika daging dan ototnya ditelanjangi
Ketika akhirnya dua bola matanya tercabuti
Lalu kawanku mengunyah nikmat
Padahal sedikit ngeri
Tak pecah karena tak padat mengikat
Tak kempes karena tak berongga
Hanya alot dan berair
Hanya bergulir dipermainkan lidah
Aku tetap memesan sepiring
Dan membuktikan dengan lahap nikmat
Walaupun kalau dibayang-bayangkan
Rasanya malah semakin ngeri
Untuk #Challenge30HariSAPE_Hari17
Komunitas Sahabat Pena UGM
2018
Kawanku pernah bertanya,
Apa yang akan terjadi pada sebentuk bola mata
Jika ia dilindas alat berat
Benakku digelitik tertarik
Apakah ia akan pecah laiknya kaca,
Atau kempes seperti bola?
Lalu kami tertawa
Itu pertanyaan unik
Padahal sedikit ngeri
Mengapa juga sebutir bola mata bergulir ke kolong alat berat
Mengapa juga nasib menempatkannya bebas dari rongga tengkorak
Tidak ada untung-untungnya
Padahal sedikit ngeri
Kawanku yang lain menimpali
Katanya pernah menyantap batok ikan
Katanya pernah mengorek rongga matanya
Katanya biji mata ikan digiling gerahamnya
Kawanku yang pertama menatap, dengan bola mata bersinar yang masih menempel di tempatnya, syukurlah
Lucu jika aku berpikir bulatan itu mengalir jatuh
Padahal sedikit ngeri
Tak pecah, tak kempes
Hanya lepes bagai dipenyet
Isinya kenyal lagi keras
Dapat dikunyah namun alot
Kawanku yang pertama mengangguk
Lalu mengajak makan siang bermenu kepala ikan
Ingin menguji pertanyaan rupanya
Padahal sedikit ngeri
Sup kepala ikan terhidang
Tengkorak berbantal daging berselimut kulit tipis nan licin
Dua bola mata menempel, satu di atas setiap pipi
Aku tertawa saat mulut ikan itu menganga
Karena kawanku menyendok satu sisi kelopak matanya
Giginya runcing bersusun mengancam
Di antara decit sendok aku mendengar
sayup rintih dari celah bibirnya
Satu matanya di pipi sebelah tampak menyempit
Mengherankan ikan bisa mengernyit
Seakan ia terus mengamati tak henti
Ketika daging dan ototnya ditelanjangi
Ketika akhirnya dua bola matanya tercabuti
Lalu kawanku mengunyah nikmat
Padahal sedikit ngeri
Tak pecah karena tak padat mengikat
Tak kempes karena tak berongga
Hanya alot dan berair
Hanya bergulir dipermainkan lidah
Aku tetap memesan sepiring
Dan membuktikan dengan lahap nikmat
Walaupun kalau dibayang-bayangkan
Rasanya malah semakin ngeri
Komentar
Posting Komentar
Thanks for reading! Waiting for your response