Musim penghujan menghembus pundakku
Banyak memilih kopi di sini,sayang
Tapi sungguh lidahku tak kuasa
Jiwa batinku mulai pekat,sayang
Tanpa sebiji pun benda hitam itu
Bagaimana kalau aku ikut memilih seduhan?
Aku tak berani tahu, sayang
Deras gerimis merintik
Mirip aku dan suasanaku
Aroma harum menguar lembut
Tapi sungguh pekat lekat, sayang
Mungkin nikmat,khidmat,tak sedap
Ini soal kondisi,sayang
Sungguh,persepsi merantai
Saling membelit sulit tiap kedip
Saling menguar kelar tiap hela
Ini soal persepsi,sayang
Mata kanan,
Mata kiri,
Keduanya,
Atau tidak sama sekali.
Ini soal prinsip pula,sayang
Senyum senangku,sayang
Berusaha terlukis di kertas basah
Berusaha hangus di suhu minus
Berusaha menyelam di pasir hisap
Dan hujan malam ini,sayang
Mirip aku,entah identik
Hujan ini,
Rasanya kopi,sayang.
Komentar
Posting Komentar
Thanks for reading! Waiting for your response